cara bercerita dengan baik pada anak

Sebagai orang tua, bercerita pada anak adalah salah satu cara yang efektif untuk mengembangkan imajinasi dan kreativitas mereka. Namun, tidak semua orang tua memiliki keahlian dalam bercerita yang baik. Dalam artikel ini, kami akan membahas cara bercerita dengan baik pada anak, mulai dari teknik yang dapat Anda gunakan, hingga manfaat yang dapat mereka peroleh. Simak panduan lengkap berikut ini!

Sebelum memulai, penting untuk memahami bahwa setiap anak memiliki preferensi dan tingkat pemahaman yang berbeda-beda. Oleh karena itu, Anda perlu menyesuaikan cara bercerita Anda sesuai dengan usia dan minat anak Anda. Berikut adalah beberapa tips yang dapat membantu Anda bercerita dengan baik pada anak:

Baca Cepat show

Pilihlah Cerita yang Sesuai

Mengapa penting untuk memilih cerita yang sesuai? Karena setiap usia memiliki preferensi cerita yang berbeda, dan memilih cerita yang cocok dengan usia dan minat anak Anda dapat membantu mereka lebih tertarik dan terlibat dalam cerita yang Anda bawakan. Untuk anak-anak usia dini, cerita yang singkat dan sederhana dengan gambar yang menarik adalah pilihan yang baik. Sedangkan untuk anak-anak yang lebih besar, Anda dapat memilih cerita dengan alur yang lebih kompleks dan karakter yang lebih mendalam. Pilihlah cerita yang dapat mengajarkan nilai-nilai moral yang baik dan memberikan inspirasi kepada anak Anda.

Memilih Cerita Berdasarkan Usia dan Minat Anak

Setiap usia memiliki preferensi cerita yang berbeda. Bayi dan balita akan lebih tertarik dengan cerita yang mengandung suara-suara dan gambar-gambar yang menarik. Sementara itu, anak-anak yang lebih besar mungkin lebih suka cerita dengan alur yang lebih kompleks dan karakter yang lebih mendalam. Selain itu, perhatikan juga minat anak Anda. Jika anak Anda suka binatang, pilihlah cerita-cerita yang berkaitan dengan binatang. Jika mereka suka petualangan, pilihlah cerita-cerita petualangan yang seru. Memilih cerita yang sesuai dengan usia dan minat anak Anda akan membuat mereka lebih tertarik dan terlibat dalam cerita yang Anda bawakan.

Mengetahui Tujuan Bercerita

Selain memilih cerita yang sesuai dengan usia dan minat anak, penting juga untuk mengetahui tujuan Anda dalam bercerita. Apakah Anda ingin mengajarkan nilai-nilai moral, mengembangkan imajinasi anak, atau sekedar menghibur mereka? Dengan mengetahui tujuan Anda, Anda dapat lebih fokus dalam memilih cerita yang tepat dan mengarahkan cara bercerita Anda sesuai dengan tujuan tersebut.

Gunakan Suara yang Menarik

Bagaimana cara menggunakan suara yang menarik saat bercerita pada anak? Suara Anda dapat menjadi salah satu alat penting dalam menciptakan pengalaman bercerita yang lebih hidup dan menarik bagi anak. Anda dapat menggunakan berbagai teknik penggunaan suara yang dapat membuat cerita lebih menarik, seperti mengubah intonasi suara saat menggambarkan karakter-karakter dalam cerita, mengatur kecepatan dan ritme cerita, serta menggunakan suara-suara efek yang sesuai dengan cerita yang Anda bawakan.

Mengubah Intonasi Suara saat Menggambarkan Karakter

Saat bercerita, cobalah untuk mengubah intonasi suara Anda saat menggambarkan karakter-karakter dalam cerita. Misalnya, jika ada karakter yang sedang marah, Anda dapat menggunakan suara yang keras dan tegas. Sedangkan jika ada karakter yang sedang sedih, Anda dapat menggunakan suara yang lembut dan penuh emosi. Dengan mengubah intonasi suara, Anda dapat membantu anak lebih memahami dan merasakan emosi yang dialami oleh karakter dalam cerita.

Mengatur Kecepatan dan Ritme Cerita

Kecepatan dan ritme cerita juga dapat mempengaruhi pengalaman bercerita anak. Jika ada adegan yang menegangkan dan cepat, Anda dapat meningkatkan kecepatan dan ritme cerita untuk menciptakan ketegangan dan kegembiraan. Sedangkan jika ada adegan yang menenangkan, Anda dapat melambatkan kecepatan dan ritme cerita untuk menciptakan suasana yang lebih tenang dan damai. Dengan mengatur kecepatan dan ritme cerita, Anda dapat membantu anak lebih terlibat dalam cerita yang Anda bawakan.

Menggunakan Suara-suara Efek

Suara-suara efek juga dapat membuat cerita lebih hidup dan menarik bagi anak. Anda dapat menggunakan suara-suara efek yang sesuai dengan cerita yang Anda bawakan, seperti suara hewan, suara alam, atau suara-suara lain yang dapat memperkaya pengalaman bercerita anak. Misalnya, jika ada cerita tentang hujan, Anda dapat menggunakan suara hujan yang lembut untuk menciptakan suasana hujan yang nyata.

Libatkan Anak dalam Cerita

Melibatkan anak dalam cerita yang Anda bawakan dapat meningkatkan minat dan keterlibatan mereka. Ada beberapa cara yang dapat Anda lakukan untuk melibatkan anak dalam cerita, seperti meminta mereka untuk menggambar karakter-karakter dalam cerita, meminta mereka untuk berperan sebagai salah satu karakter dalam cerita, atau meminta mereka untuk mengemukakan pendapat atau ide-ide mereka tentang cerita yang Anda bawakan.

Menggambar Karakter-karakter dalam Cerita

Meminta anak untuk menggambar karakter-karakter dalam cerita adalah salah satu cara yang dapat Anda lakukan untuk melibatkan mereka secara visual dalam cerita. Setelah Anda selesai bercerita, minta anak untuk menggambar karakter-karakter dalam cerita sesuai dengan imajinasi mereka. Selanjutnya, Anda dapat menyebutkan nama karakter-karakter tersebut dan meminta mereka untuk menceritakan kembali cerita dengan menggunakan gambar-gambar yang mereka buat.

Berperan sebagai Salah Satu Karakter dalam Cerita

Mintalah anak untuk berperan sebagai salah satu karakter dalam cerita yang Anda bawakan. Misalnya, jika ada cerita tentang petualangan di hutan, Anda dapat meminta anak untuk berperan sebagai binatang-binatang yang ada di hutan. Ajak mereka untuk berpura-pura menjadi binatang tersebut dan mengikuti alur cerita yang Anda berikan. Dengan berperan sebagai salah satu karakter dalam cerita, anak dapat merasakan pengalaman cerita secara langsung dan lebih terlibat dalam cerita tersebut.

Mengemukakan Pendapat atau Ide-ide tentang Cerita

Minta anak untuk mengemukakan pendapat atau ide-ide mereka tentang cerita yang Anda bawakan. Setelah Anda selesai bercerita, minta mereka untuk berbicara tentang apa yang mereka suka atau tidak suka dari cerita tersebut, atau minta mereka untuk memberikan ide-ide tentang apa yang mungkin terjadi selanjutnya dalam cerita. Dengan mengemukakan pendapat atau ide-ide mereka, anak dapat merasa dihargai dan terlibat secara aktif dalam proses bercerita.

Gunakan Bahasa yang Mudah Dipahami

Bahasa yang Anda gunakan saat bercerita pada anak haruslah mudah dipahami. Mengapa bahasa yang mudah dipahami penting? Karena anak-anak belum memiliki kemampuan bahasa yang sama dengan orang dewasa, dan menggunakan bahasa yang terlalu rumit atau sulit dipahami dapat membuat mereka kebingungan dan kehilangan minat dalam cerita yang Anda bawakan. Berikut adalah beberapa tips untuk menggunakan bahasa yang mudah dipahami saat bercerita pada anak:

Pilihlah Kata-kata yang Sederhana

Pilihlah kata-kata yang sederhana dan mudah dimengerti oleh anak. Hindari menggunakan kata-kata yang sulit atau terlalu teknis, kecuali jika Anda menjelaskan makna kata tersebut dengan cara yang mudah dipahami oleh anak. Jika ada kata-kata yang sulit, Anda dapat mencari sinonim ataumenggunakan cara-cara yang lebih sederhana untuk menjelaskannya. Misalnya, jika Anda ingin menjelaskan kata “bertualang”, Anda dapat menggantinya dengan kata “pergi menjelajah” yang lebih mudah dipahami oleh anak.

Gunakan Kalimat yang Pendek dan Jelas

Gunakan kalimat-kalimat yang pendek dan jelas saat bercerita pada anak. Hindari menggunakan kalimat-kalimat yang panjang dan rumit, karena dapat membuat anak kehilangan fokus dan sulit memahami cerita. Gunakan kalimat-kalimat yang singkat dan langsung ke point, sehingga anak dapat dengan mudah mengikuti alur cerita yang Anda bawakan.

Gunakan Irama dan Ritme yang Menarik

Gunakan irama dan ritme yang menarik saat bercerita pada anak. Anda dapat menggunakan irama yang berbeda-beda untuk menggambarkan adegan-adegan dalam cerita. Misalnya, jika ada adegan yang menegangkan, Anda dapat menggunakan irama yang cepat dan ritme yang intens. Sedangkan jika ada adegan yang tenang, Anda dapat menggunakan irama yang lambat dan ritme yang lembut. Dengan menggunakan irama dan ritme yang menarik, Anda dapat membuat cerita lebih hidup dan menyenangkan bagi anak.

Gunakan Gambar dan Visualisasi

Gunakan gambar dan visualisasi saat bercerita pada anak. Anda dapat menunjukkan gambar-gambar yang sesuai dengan cerita yang Anda bawakan, atau Anda dapat menggambarkan gambar-gambar tersebut dengan kata-kata. Misalnya, jika ada cerita tentang hutan, Anda dapat menggambarkan hutan tersebut dengan kata-kata yang menggambarkan pohon-pohon yang tinggi, burung-burung yang berkicau, dan daun-daun yang berwarna-warni. Dengan menggunakan gambar dan visualisasi, Anda dapat membantu anak membayangkan dan memahami cerita secara lebih baik.

Gunakan Gerakan dan Ekspresi Wajah

Gerakan dan ekspresi wajah dapat membantu memperkuat cerita yang Anda bawakan. Bagaimana cara menggunakan gerakan dan ekspresi wajah saat bercerita pada anak? Berikut adalah beberapa tips yang dapat Anda lakukan:

Gunakan Gerakan Tubuh yang Sesuai

Gunakan gerakan tubuh yang sesuai dengan cerita yang Anda bawakan. Misalnya, jika ada adegan yang menggambarkan lompatan, Anda dapat melompat-lompat di tempat untuk menunjukkan gerakan tersebut. Jika ada adegan yang menggambarkan berjalan di atas tali, Anda dapat berjalan di tempat dengan sedikit bergoyang-goyang untuk menciptakan ilusi berjalan di atas tali. Dengan menggunakan gerakan tubuh yang sesuai, Anda dapat membuat cerita lebih hidup dan menarik bagi anak.

Gunakan Ekspresi Wajah yang Variatif

Gunakan ekspresi wajah yang variatif saat bercerita pada anak. Misalnya, jika ada karakter yang sedang marah, Anda dapat menunjukkan ekspresi wajah yang serius dan keras. Sedangkan jika ada karakter yang sedang sedih, Anda dapat menunjukkan ekspresi wajah yang lembut dan sedih. Dengan menggunakan ekspresi wajah yang variatif, Anda dapat membantu anak lebih memahami dan merasakan emosi yang dialami oleh karakter dalam cerita.

Gunakan Gerakan Tangan untuk Menggambarkan Objek atau Karakter

Gunakan gerakan tangan untuk menggambarkan objek atau karakter dalam cerita. Misalnya, jika ada cerita tentang seekor burung yang terbang, Anda dapat menggunakan tangan Anda untuk menggambarkan gerakan terbang burung tersebut. Jika ada cerita tentang seekor kucing yang menjulurkan lidahnya, Anda dapat menggunakan tangan Anda untuk menjulurkan lidah seperti kucing. Dengan menggunakan gerakan tangan, Anda dapat membuat cerita lebih mudah dipahami dan lebih menarik bagi anak.

Beri Pelajaran Moral

Cerita yang baik tidak hanya sekedar menghibur, tetapi juga memberikan pelajaran moral kepada anak. Mengapa penting memberikan pelajaran moral dalam cerita? Karena melalui cerita, anak dapat belajar tentang nilai-nilai yang baik dan penting dalam kehidupan sehari-hari. Berikut adalah beberapa tips untuk menyisipkan pelajaran moral dalam cerita:

Tentukan Nilai atau Pesan yang Ingin Disampaikan

Saat bercerita, tentukan nilai atau pesan yang ingin Anda sampaikan kepada anak. Misalnya, jika Anda ingin mengajarkan tentang pentingnya kejujuran, Anda dapat memilih cerita yang menggambarkan tokoh yang jujur dan menghadapi konsekuensi dari kejujuran tersebut. Jika Anda ingin mengajarkan tentang pentingnya persahabatan, Anda dapat memilih cerita yang menggambarkan tokoh yang saling membantu dan mendukung satu sama lain. Dengan menentukan nilai atau pesan yang ingin disampaikan, Anda dapat lebih fokus dalam memilih cerita dan mengarahkan cara bercerita Anda sesuai dengan nilai atau pesan tersebut.

Gambarkan Konflik dan Resolusi dalam Cerita

Gambarkan konflik yang dihadapi oleh karakter dalam cerita, dan bagaimana karakter tersebut mengatasi konflik tersebut dengan cara yang baik dan bijaksana. Misalnya, jika ada cerita tentang seorang anak yang selalu berbohong, gambarkan konsekuensi dari kebohongan tersebut dan bagaimana anak tersebut belajar untuk berbicara jujur. Jika ada cerita tentang seorang anak yang tidak mau berbagi mainan dengan temannya, gambarkan bagaimana anak tersebut belajar tentang pentingnya berbagi dan saling menghormati. Dengan menggambarkan konflik dan resolusi dalam cerita, anak dapat belajar tentang cara-cara yang baik dalam menghadapi konflik dan menyelesaikan masalah.

Jelaskan Nilai atau Pesan secara Langsung

Setelah cerita selesai, jelaskan nilai atau pesan yang ingin disampaikan secara langsung kepada anak. Misalnya, jelaskan bahwa kejujuran adalah hal yang penting dan bahwa kejujuran akan membawa kebaikan dalam hidup. Jelaskan juga bahwa persahabatan adalah hal yang berharga dan bahwa dengan saling membantu dan mendukung, kita dapat memiliki hubungan yang baik dengan orang lain. Dengan menjelaskan nilai atau pesan secara langsung, anak dapat lebih memahami dan menghayati nilai-nilai yang terkandung dalam cerita.

Buat Suasana yang Nyaman

Suasana yang nyaman dapat menciptakan pengalaman bercerita yang lebih menyenangkan bagi anak. Bagaimana cara menciptakan suasana yang nyaman saat bercerita pada anak? Berikut adalah beberapa tips yang dapat Anda lakukan:

Pilih Lokasi yang Tenang dan Nyaman

Pilih lokasi yang tenang dan nyaman untuk bercerita pada anak. Hindari lokasi yang bising atau berisik, karena hal tersebut dapat mengganggu konsentrasi anak. Pilihlah tempat yang tenang dan nyaman, seperti ruang keluarga atau kamar tidur anak, sehingga anak dapat fokus dan menikmati cerita yang Anda bawakan.

Ciptakan Lingkungan yang Menyenangkan

Ciptakan lingkungan yang menyenangkan saat bercerita pada anak. Anda dapat menggunakan lampu tidur atau lilin aroma terapi untuk menciptakan suasana yang tenang dan nyaman. Anda juga dapat menggunakan bantal dan selimut yang lembut agar anak merasa nyaman dan rileks saat mendengarkan cerita. Dengan menciptakan lingkungan yang menyenangkan, anak dapat lebih santai dan menikmati pengalaman bercerita.

Buat Kontak Mata dan Sentuh yang Hangat

Buat kontak mata dengan anak saat bercerita. Kontak mata dapat membantu anak merasa terhubung dengan Anda dan lebih fokus dalam mendengarkan cerita. Selain itu, berikan sentuhan yang hangat, seperti memegang tangan anak atau membelai rambutnya, untuk menciptakan rasa kehangatan dan keintiman saat bercerita. Dengan membuat kontak mata dan sentuhyang hangat, anak akan merasa dihargai dan terhubung dengan Anda dalam pengalaman bercerita.

Berikan Perhatian Penuh pada Anak

Saat bercerita pada anak, berikan perhatian penuh pada mereka. Matikan gadget atau alat komunikasi lainnya yang dapat mengganggu perhatian Anda. Fokuslah sepenuhnya pada anak dan cerita yang Anda bawakan. Dengarkan dengan seksama ketika mereka mengajukan pertanyaan atau memberikan respon terhadap cerita. Dengan memberikan perhatian penuh pada anak, mereka akan merasa dihargai dan lebih terlibat dalam cerita yang Anda bawakan.

Beri Waktu untuk Bertanya

Anak-anak sering kali memiliki pertanyaan setelah mendengarkan cerita. Mengapa penting memberikan waktu untuk bertanya? Karena dengan memberikan waktu untuk bertanya, Anda dapat mendorong anak untuk berpikir lebih dalam tentang cerita yang mereka dengar, mengembangkan kemampuan berpikir kritis, dan mengungkapkan pemahaman mereka tentang cerita tersebut. Berikut adalah beberapa tips untuk memberikan waktu untuk bertanya:

Buat Ruang untuk Pertanyaan

Saat selesai bercerita, berikan ruang bagi anak untuk mengajukan pertanyaan. Berikan mereka kesempatan untuk berpikir sejenak dan merumuskan pertanyaan yang ingin mereka tanyakan. Jangan terburu-buru untuk memberikan jawaban atau melanjutkan cerita ke sesi berikutnya. Berikan kesempatan kepada anak untuk mengungkapkan pemikiran dan pemahaman mereka tentang cerita.

Dorong Anak untuk Berpikir Kritis

Dorong anak untuk berpikir kritis dengan mengajukan pertanyaan yang memicu pemikiran mereka. Misalnya, Anda dapat bertanya “Apa yang kamu pikirkan tentang keputusan yang diambil oleh tokoh dalam cerita?” atau “Bagaimana kamu akan menyelesaikan masalah yang dihadapi oleh tokoh dalam cerita?”. Dengan mengajukan pertanyaan yang memicu pemikiran kritis, Anda dapat membantu anak mengembangkan kemampuan berpikir analitis dan mengungkapkan pendapat serta pemikiran mereka.

Beri Apresiasi atas Pertanyaan dan Pemikiran Anak

Beri apresiasi atas pertanyaan dan pemikiran anak setelah mereka mengajukannya. Berikan feedback positif dan tunjukkan bahwa Anda menghargai ketertarikan dan partisipasi mereka dalam cerita. Misalnya, Anda dapat mengatakan “Pertanyaanmu sangat bagus!” atau “Aku suka dengan pemikiranmu tentang cerita ini!”. Dengan memberikan apresiasi, anak akan merasa dihargai dan lebih termotivasi untuk terus berpartisipasi dalam sesi bercerita.

Jadikan Bercerita sebagai Rutinitas

Bercerita dapat menjadi rutinitas yang menyenangkan bagi anak. Mengapa penting menjadikan bercerita sebagai rutinitas? Karena dengan menjadikan bercerita sebagai rutinitas, Anda dapat menciptakan pengalaman bercerita yang konsisten dan memperkuat ikatan antara Anda dan anak. Berikut adalah beberapa tips untuk menjadikan bercerita sebagai rutinitas:

Tentukan Jadwal yang Tetap

Tentukan jadwal yang tetap untuk sesi bercerita. Misalnya, Anda dapat menjadwalkan sesi bercerita setiap malam sebelum tidur atau setiap akhir pekan di pagi hari. Pilihlah waktu yang cocok bagi Anda dan anak untuk bercerita tanpa terburu-buru atau terganggu oleh aktivitas lainnya. Dengan menentukan jadwal yang tetap, anak akan memiliki harapan dan antisipasi yang positif terhadap sesi bercerita.

Pilih Cerita yang Beragam

Pilih cerita yang beragam untuk setiap sesi bercerita. Jangan hanya mengulang cerita yang sama setiap kali. Pilihlah cerita dari berbagai genre, seperti cerita petualangan, cerita fabel, atau cerita tentang kehidupan sehari-hari. Dengan memperkenalkan cerita-cerita yang beragam, Anda dapat membuka wawasan anak dan mengembangkan minat mereka dalam membaca dan mendengarkan cerita.

Libatkan Anak dalam Memilih Cerita

Libatkan anak dalam memilih cerita untuk sesi bercerita. Berikan mereka pilihan-pilihan cerita dan minta mereka untuk memilih cerita yang mereka minati. Dengan melibatkan anak dalam memilih cerita, mereka akan merasa memiliki kontrol dan menjadi lebih antusias dalam sesi bercerita.

Gunakan Objek atau Buku sebagai Pengingat

Gunakan objek atau buku sebagai pengingat untuk sesi bercerita. Misalnya, Anda dapat menempatkan buku-buku cerita di tempat yang mudah dijangkau oleh anak, atau Anda dapat menempatkan objek yang berhubungan dengan cerita yang akan Anda bawakan sebagai pengingat. Dengan menggunakan objek atau buku sebagai pengingat, anak akan lebih mudah mengingat dan menunggu dengan antusias sesi bercerita berikutnya.

Beri Apresiasi atas Perhatian dan Partisipasi Anak

Memberikan apresiasi atas perhatian dan partisipasi anak dapat meningkatkan kepercayaan diri mereka. Mengapa penting memberikan apresiasi? Karena dengan memberikan apresiasi, Anda dapat membangun hubungan yang baik dengan anak, meningkatkan motivasi mereka untuk terus aktif dalam sesi bercerita, dan menguatkan ikatan emosional antara Anda dan anak. Berikut adalah beberapa tips untuk memberikan apresiasi:

Beri Pujian yang Spesifik

Beri pujian yang spesifik dan berfokus pada apa yang anak lakukan dengan baik. Misalnya, jika anak aktif bertanya selama sesi bercerita, Anda dapat mengatakan “Aku senang melihatmu sangat tertarik dengan cerita ini dan aktif bertanya!”. Jika anak berpartisipasi dalam peran-peran dalam cerita, Anda dapat mengatakan “Bagus sekali peranmu sebagai tokoh dalam cerita, kamu sangat berbakat!”. Dengan memberikan pujian yang spesifik, anak akan merasa dihargai dan lebih termotivasi untuk terus berpartisipasi dalam sesi bercerita.

Gunakan Bahasa Tubuh yang Mendukung

Gunakan bahasa tubuh yang mendukung saat memberikan apresiasi. Misalnya, tersenyum, menganggukkan kepala, atau memberikan tepukan ringan pada anak sebagai tanda penghargaan. Dengan menggunakan bahasa tubuh yang mendukung, Anda dapat menunjukkan bahwa Anda benar-benar menghargai perhatian dan partisipasi anak dalam sesi bercerita.

Ungkapkan Rasa Terima Kasih

Ungkapkan rasa terima kasih kepada anak atas perhatian dan partisipasi mereka. Misalnya, Anda dapat mengucapkan “Terima kasih sudah mendengarkan cerita dengan penuh perhatian” atau “Terima kasih sudah bertanya dan memberikan respon yang bagus”. Dengan mengungkapkan rasa terima kasih, anak akan merasa dihargai dan lebih termotivasi untuk terus aktif dalam sesi bercerita.

Dalam artikel ini, kami telah membahas cara bercerita dengan baik pada anak, mulai dari memilih cerita yang sesuai hingga memberikan apresiasi pada anak setelah mendengarkan cerita. Dengan menerapkan tips-tips tersebut, Anda dapat menciptakan pengalaman bercerita yang menyenangkan, bermanfaat, dan memperkuat ikatan antara Anda dan anak. Selamat mencoba!